Thursday, February 28, 2013

Terjadinya Pengetahuan


Masalah terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat penting dalam epistemologi, sebab jawaban terhadap terjadinya pengetahuan maka seseorang akan berwarna pandangan atau paham filsafatnya. Jawaban yang paling sederhana tentang terjadinya pengetahuan ini apakah berfilsafat apriori atau aposteriori. (Abbas Hamami M., 1982, hlm. 11):
*      Pengetahuan apriori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman, baik pengalaman indra maupun pengalaman batin.
*      Pengetahuan apoteriori adalah pengetahuan yang terjadi karena adanya pengalaman dan bertumpu pada kenyataan objektif.
Menurut John Hospers dalam bukunya An Introduction to Philosophical Analysis dalam Surajiyo (2005: 55) mengemukakan ada enam alat untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:
1.      Pengalaman indra (sense experience)
2.      Nalar (reason)
3.      Otoritas (authority)
4.      Intuisi (intuition)
5.      Wahyu (revelation)
6.      Keyakinan (faith)

1.      Pengalaman Indra (sense experience)
Orang sering merasa bahwa pengindraan adalah alat yang paling vital dalam memperoleh pengetahuan. Memang dalam hidup manusia tampaknya pengindraan adalah satu-satunya alat untuk mencerap segala objek yang ada di luar diri manusia. Karena terlalu menekankan pada kenyataan, paham demikian dalam filsafat disebut realisme. Relaisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa semua yang dapat diketahui hanya kenyataan. Jadi, pengetahuan berawal dari kenyataan yang dapat diindrai.
2.      Nalar (reason)
Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru. Asas-asas pemikiran:
*      Principium Identitas = sesuatu itu mesti sama dengan dirinya sendiri/asas kesamaan (A=A).
*      Principium Contradictionis = dua paham yang bertentangan, tidak mungkin benar dalam waktu yang bersamaan (asas pertentangan).
*      Principium Tertii Exclusi = apabila dua pendapat yang berlawanan tidak mungkin keduanya benar dan tidak mungkin keduanya salah (asas tidak ada kemungkinan ketiga).
3.      Otoritas (authority)
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya yang memiliki kewibawaan.
4.      Intuisi (intuition)
Intuisi adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia melalui proses kejiwaan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk membuat pernyataan berupa pengetahuan. Peran intuisi sebagai sumber pengetahuan adalah kemampuan dalam diri manusia yang dapat melahirkan pernyataan-pernyantaan berupa pengetahuan.
5.      Wahyu (revelation)
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada Nabi-Nya untuk kepentingan umatnya.
6.      Keyakinan (faith)
Keyakinan adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui kepercayaan.
A.    Jenis-Jenis Pengatahuan
Pengatahuan menurut Soejono Soemargono (1983) dapat dibagi atas:
1.      Pengatahuan nonilmiah
*      Pengatahuan yang diperoleh dengan menggunakan cara-cara yang tidak termasuk dalam kategori metode ilmiah.
*      Segenap hasil pemahaman manusia atas sesuatu atau objek tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
*      Hasil penginderaan, hasil penglihatan, hasil pembauan, hasil pengacapan lidah dan hasil perabaan kulit.
2.      Pengetahuan ilmiah
*      Segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
Tingkatan Pengatahuan menurut Plato dan Aristoteles:
1.      Pengetahuan Eikasia (Khayalan)
*      Pengathuan berupa bayangan atau gambaran
*      Seseorang yang mengkhayal bahwa dirinya pada saat tertentu mempunyai rumah mewah, besar dan indah dilengkapi kendaraan sehingga khayalannya ini terbawa mimpi.
2.      Pengatahuan Pistis (Substansial)
*      Hal-hal yang tampak dalam dunia kenyataan atau dapat diindrai secara langsung.
*      Disebut Zooya, mendekati suatu keyakinan (kepastian yang bersifat pribadi/kepastian subjektif)
*      Pengatahuan ini mengandung nilai kebenaran apabila mempunyai pendengaran yang baik, penglihatan normal serta indra yang normal.
3.      Pengatahuan Dianoya (Matematik)
*      Tingkat yang ada di dalamnya sesuatu yang tidak hanya terletak pada fakta atau objek yang tampak, juga terletak pada bagiamana cara berpikirnya.
*      Contoh, para ahligeometri atau matematika, yang kajiannya matematika yakni suatu yang harus diselidiki dengan akal budi melalui gambar-gambar, diagram kemudian ditarik suatu hipotesis.
*      Hipotesis ini diolah terus hingga sampai pada kepastian.
4.      Pengatahuan Noesis (Filsafat)
*      Objeknya arche yakni prinsip yang mencakup epistimologis dan metafisik.
*      Pengetahuan pikir, tetapi tidak lagi menggunakan pertolongan gambar atau diagram melainkan dengan pikiran yang sungguh-sungguh abstrak.
*      Tujuan untuk kebaikan, kebenaran dan keadilan
B.     Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan dan Science
*      Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya, hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
*      Ilmu pengetahuan dari kata bahasa Inggris science, yang berarti mempelajari dan mengetahui
*      The Liang Gie memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktifitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman rasional empiris menganai dunia ini dalam berbagai seginya dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.
*      Menurut kamus  Webster New World Dictionary, kata  science berasal dari kata latin,  scire yang artinya mengetahui. Secara bahasa science  berarti “keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil dalam arti pengetahuan (knowledge) yang dikontraskan melalui intuisi atau kepercayaan.
*      Sains hanya dibatasi pada bidang-bidang empirisme–positiviesme sedangkan ilmu melampuinya dengan nonempirisme seperti matematika dan metafisika (Kartanegara, 2003).
*      Agus Comte dalam  Scientific Metaphysic, Philosophy, Religion and Science, 1963 membagi tiga tingkat perkembangan ilmu pengetahuan yaitu: religius, metafisic dan positif.


C.    Bahasa
*      Bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer  yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk  berkomunikasi.
*      Bahasa adalah suatu sistem yang berstruktur dari simbolsimbol bunyi arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota sesuatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain.
*      Dengan kemampuan kebahasaan akan terbentang luas cakrawala berpikir seseorang dan tiada batas dunia baginya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wittgenstein yang menyatakan: “batas bahasaku adalah batas duniaku”. 
*      Secara umum dapat dinyatakan bahwa fungsi bahasa adalah: (1) Koordinator kegiatan-kegiatan masyarakat. (2) Penetapan pemikiran dan pengungkapan.(3) Penyampaian pikiran dan perasaan. (4) Penyenangan jiwa.(5) Pengurangan kegoncangan jiwa. 
*      Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain, baik pikiran yang berlandaskan logika induktif maupun deduktif. Dengan kata lain, kegiatan berpikir ilmiah ini sangat berkaitan erat dengan bahasa. Bahasa ilmiah adalah bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah.

No comments:

Post a Comment