A. Pendahuluan
Penelitian secara umum, yang diawali dengan suatu
tinjauan mengapa perlu mempelajari penelitian, apa manfaat penelitian bagi
manajer perusahaan dan apa manfaatnya bagi mahasiswa, dan kemudian dilanjutkan
dengan definisi penelitian. Definisi ini perlu diketahui untuk memperoleh
pemahaman penelitian dengan baik, sehingga dapat dipahami arti dan manfaat dari
suatu penelitian. Pembahasan dilanjutkan dengan memberikan suatu pengertian,
serta beberapa karakteristik dari metode ilmiah. Metode ilmiah perlu diketahui karena
ini merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan yang disebut dengan ilmu/pengetahuan ilmiah. Beberapa peneliti
mempunyai pendapat bahwa suatu penelitian itu harus dilakukan secara ilmiah. Untuk
itu perlu diketahui beberapa criteria yang harus dipenuhi agar suatu penelitian
dikatakan suatu penelitian ilmiah.
Selanjutnya pembahasan membicarakan beberapa tujuan
yang akan dicapai dalam melakukan penelitian, dan pada akhir bab ini dibahas
masalah paradigma penelitian. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang
menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta
kehidupan
sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian
juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria
pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian.
B. Definisi Penelitian
Mengapa Perlu Mempelajari Penelitian? Metode
penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi
masalah serta menghadapi tantangan lingkungan di mana pengambilan keputusan
harus dilakukan dengan cepat. Keputusan yang diambil akan bersifat lebih ilmiah
jika dilakukan melalui proses penelitian. Ada dua faktor yang mendorong
perhatian dalam pengambilan keputusan yang ilmiah: (1) kebutuhan manajer akan
informasi yang lebih banyak dan lebih baik, (2) tersedianya teknik dan
peralatan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan itu.
Manajer masa depan dituntut untuk mengetahui lebih
banyak hal dibandingkan manajer masa lalu. Untuk ini, penelitian akan
memberikan kontribusi yang cukup besar. Penelitian bisnis merupakan satu
diantara alat manajerial yang penting dalam proses pengambilan keputusan.
Akhir-akhir ini, penelitian bisnis menjadi fondasi untuk meningkatkan laba
perusahaan juga mendorong perusahaan tetap bertahan dalam menjalankan usahanya.
Penelitian bisnis dapat mendukung efektifitas manajemen dalam proses pengambilan
keputusan. Penelitian bisnis ini bermanfaat untuk mengurangi ketidakpastian
dengan menyediakan informasi yang akurat untuk
memperbaiki
proses pembuatan keputusan itu.
Para manajer merasa bahwa pengetahuan tentang
metode-metode penelitian akan berguna dalam banyak hal. Bagi mahasiswa saat ini
pentingnya mempelajari penelitian bukan hanya sebagai dasar untuk penulisan
skripsi atau tesis saja, akan tetapi juga untuk pelatihan dalam metode ilmiah
serta penerapannya dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain, mempelajari
dan melakukan penelitian pada saat kuliah merupakan suatu pelatihan bagi mahasiswa
tersebut dalam mengambil keputusan.
Ada
beberapa alasan yang dapat dikemukakan mengapa seorang perlu memiliki
keterampilan dalam bidang penelitian (Cooper & Emory, 1995), di antaranya
adalah:
1. Seorang
manajer sering memerlukan lebih banyak informasi sebelum mengambil keputusan
tertentu. Jika manajer tersebut memiliki keterbatasan kemampuan dan juga tidak
mempunyai bawahan yang memiliki kemampuan untuk mencari informasi tersebut,
maka manajer tersebut harus mencari sendiri dengan keterampilan yang terbatas
atau tidak mencari informasi itu.
2. Jika
Anda sebagai karyawan baru, diminta oleh atasan Anda untuk melakukan suatu
penelitian, hal ini merupakan kesempatan bagi Anda untuk menunjukkan kesan baik
kepada atasan Anda.
3. Jika
Anda memiliki keterampilan penelitian, maka Anda dapat menilai proposal yang
diajukan oleh konsultan yang akan melakukan penelitian untuk perusahaan yang
Anda pimpin. Anda juga dapat menilai dari desain penelitian yang dipakai apakah
hasil penelitiannya akan bermanfaat atau tidak, apakah tujuan penelitian akan
tercapai atau tidak.
Penelitian akan menawarkan kesempatan-kesempatan
menarik khususnya dalam analisis keuangan, penelitian pemasaran, dan penelitian
operasional. Oleh karena itu, sebelum memahami pentingnya suatu penelitian,
maka perlu dipahami pengertian dari penelitian itu.
Jika
Anda memiliki keterampilan dalam penelitian, maka Anda akan mendapat posisi
sebagai ahli dalam penelitian di suatu perusahaan. Penelitian akan menawarkan
kesempatan-kesempatan menarik khususnya dalam analisis keuangan, penelitian
pemasaran, dan penelitian operasional.
Oleh
karena itu, sebelum memahami pentingnya suatu penelitian, maka perlu dipahami
pengertian dari penelitian itu. Ada beberapa definisi penelitian yang telah
dikemukan oleh beberapa ahli, antara lain:
1. Penelitian
adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu
proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena (Kerlinger, 1986:
17-18).
2. Penelitian
merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta
atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal terhadap fakta atau fenomena
merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan suatu pertanyaan atau
masalah (Indriantoro & Supomo, 1999: 16).
3. Penelitian
pada dasarnya merupakan penelitian yang sistematis dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan yang bemanfaat untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan
masalah dalam kehidupan seharihari (Indriantoro & Supomo, 1999: 16).
4. Pengertian
atau definisi penelitian bisnis secara khusus juga dikemukakan. Mereka
mengatakan bahwa penelitian bisnis adalah suatu proses sistematis dan obyektif
yang meliputi pengumpulan, analisis data untuk membantu pengambilan keputusan
bisnis (Zikmund, 2000: 5). Suatu penelitian sistematis yang memberikan
informasi untuk menuntun keputusan bisnis (Cooper & Emory, 1995: 11).
5. Suatu
upaya sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah yang muncul
dan dunia kerja yang memerlukan solusi (Sekaran, 2000: 3).
6. Suatu
investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis mengenai suatu
fenomena yang menjadi perhatian pengambilan keputusan manajerial (Davis &
Cosenza, 1993: 9).
Berdasarkan beberapa definisi penelitian yang
diungkapkan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian bisnis merupakan
suatu proses pengumpulan, pencatatan, dan analisis data yang sistematis pengambilan
kesimpulan yang objektif dalam rangka membantu dalam pembuatan
keputusan-keputusan bisnis. Perhatian utama dalam penelitian bisnis adalah
proses perubahan pembuatan keputusan yang selama ini dilakukan berdasarkan
intuisi menjadi pengambilan keputusan yang berdasarkan pada proses investigasi
yang dilakukan secara sistematis dan objektif.
C. Proses Penelitian
Penelitian digambarkan sebagai suatu kegiatan untuk menyelesaikan
suatu teka-teki. Bagi seorang peneliti, teka-teki merupakan masalah-masalah
yang dapat diatasi atau diselesaikan melalui penalaran. Setiap saat kita
melakukan penalaran dengan tingkat keberhasilan yang berbeda dan
mengkomunikasikan pengertian itu dalam bahasa sehari-hari, atau dalam
kasus-kasus khusus, dalam bentuk logis dan simbolis. Penyampaian pengertian itu
melalui dua cara yaitu eksposisi atau argumentasi. Eksposisi terdiri
dari pernyataan-pernyataan deskriptif yang sekadarnya saja dan mempunyai
alasan-alasan. Argumentasi memungkinkan kita untuk menjelaskan,
mengartikan, membela, menantang, dan menjajaki pengertian yang disampaikan.
Hasil
penelitian harus dijelaskan dengan argumen yang dapat diterima. Ada dua jenis
bentuk argumen yang sangat penting dalam penelitian yaitu deduksi (deduction)
dan induksi (induction).
1. Deduksi
Deduksi merupakan proses pengambilan kesimpulan
sebagai akibat dari alasan-alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis
data. Proses pengambilan kesimpulan dengan cara deduksi didasari oleh
alasan-alasan yang benar dan valid. Proses pengambilan kesimpulan berdasarkan
alasanalasan yang valid atau dengan menguji hipotesis dengan menggunakan data empiris
disebut proses deduksi (deduction) dan metodenya disebut metode deduktif
(deductive method) dan penelitiannya disebut penelitian deduktif (deductive
research). Proses deduksi selalu digunakan pada penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif (scientific).
Deduksi
dikatakan tepat jika premis (alasan) dan konklusi benar dan sahih, hal ini
berarti:
a. Alasan
(premis) yang diberikan untuk kesimpulan harus sesuai dengan kenyataan (benar).
b. Kesimpulan
harus diambil dari alasan-alasannya (sahih).
Berikut
ini contoh sederhana tentang proses pengambilan kesimpulan berdasarkan deduksi:
Jika semua premis benar dan pengambilan kesimpulan
tidak salah, maka proses deduksi dianggap valid. Konklusi hanya dapat diterima
jika semua premisnya benar dan valid. Jika ada premisnya yang tidak sesuai dengan
kenyataan, maka deduksinya tidak dapat diterima. Dari contoh yang diberikan di
atas, ternyata Erlina telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian tetapi
dia bukan dosen, maka premisnya tidak benar dan konklusinya ditolak.
2. Induksi
Induksi didefinisikan sebagai proses pengambilan
kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau dua
fakta atau bukti-bukti. Pendekatan induksi sangat berbeda dengan deduksi. Tidak
ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses pembentukan hipotesis
dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang diobservasi dan dikumpulkan
terlebih dahulu disebut proses induksi (induction process) dan metodenya
disebut metode induktif (inductive method) dan penelitiannya disebut
penellitian induktif (inductive research).
Dengan demikian pendekatan induksi mengumpulkan data
terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan atau konklusi langsung
diambil jika hipotesis tidak digunakan. Proses induksi selalu digunakan pada
penelitian dengan pendekatan kualitatif (naturalis). Penalaran induksi
merupakan proses berpikir yang berdasarkan kesimpulan umum pada kondisi khusus.
Kesimpulan menjelaskan fakta sedangkan faktanya mendukung kesimpulan.
Contoh:
Semua hipotesis merupakan induksi berdasarkan bukti
catatan penjualan Teguh . Dalam hal ini, peneliti perlu mencari bukti yang
diyakini kebenarannya. Sebagian besar tugas peneliti adalah menentukan jenis
bukti yang diperlukan dan mengukur bukti-bukti.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan apa yang ingin dicapai
oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Tujuan dari penelitian tidak sama
dengan tujuan peneliti. Sering dijumpai di beberapa tesis atau disertasi bahwa
tujuan penelitian adalah sebagai salah satu syarat lulus pendidikan S1 maupun
S2. Tujuan tersebut bukan merupakan tujuan penelitian tetapi merupakan tujuan peneliti
untuk mendapatkan gelar studinya yang disyaratkan untuk melakukan penelitian
tersebut. Dari beberapa pengertian penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya
maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian tersebut mempunyai beberapa
tujuan di antaranya:
1. Meningkatkan
atau mengembangkan pengetahuan (Buckley et al.). Dalam penelitian
bisnis, tujuan ini merupakan tujuan yang bersifat jangka panjang karena umumnya
tidak terkait secara langsung dengan pemecahan masalah-masalah praktis.
2. Menyelidiki
masalah tertentu yang memerlukan jawaban (sekarang). Dalam penelitian bisnis,
tujuan ini merupakan tujuan yang bersifat jangka pendek. Hasil penelitian lebih
menekankan pada usaha pemecahan masalah-masalah praktis yang diperlukan untuk
pertimbangan dalam pembuatan keputusan bisnis.
3. Menangkap
opportunity atau peluang. Misalnya suatu penelitian dengan isu
‘peningkatan moral karyawan untuk peningkatan kinerja mereka’.
4. Memverifikasi
fenomena yang terjadi dengan suatu teori yang telah ada. Misalnya suatu
penelitian dengan isu “penggunaan ekuitas yang lebih besar dibandingkan hutang
untuk mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dan kreditur
(menguji teori keagenan yang telah ada).
5. Melakukan
pengujian terhadap suatu fenomena untuk menemukan suatu teori yang baru.
Misalnya suatu penelitian dengan isu “kepemilikan manajerial yang akan
memperkuat hubungan antara peluang tumbuh perusahaan dengan kebijakan pendanaan
perusahaan (untuk menemukan teori).
E.
Paradigma
Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir
yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan
sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian
juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta criteria pengujian
sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian (Guba & Lincoln, 1988:
89-115). Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok
yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Indiantoro &
Supomo, 1999: 12-13).
Masing-masing paradigma atau pendekatan ini
mempunyai kelebihan dan juga kelemahan, sehingga untuk menentukan pendekatan
atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan penelitian tergantung pada
beberapa hal di antaranya (1) jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih
rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis dan menggunakan cara studi
kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai adalah paradigma kualitatif. Jika
penelitian yang dilakukan untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian
didasarkan pada pengujian secara empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma
kuantitatif, dan (2) jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang
penerapannya luas dengan obyek penelitian yang banyak, maka paradigma
kuantitaif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang
mendalam dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan
naturalis lebih baik digunakan.
Hasil penelitian akan memberi kontribusi yang lebih
besar jika peneliti dapat menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan
tersebut. Penggabungan paradigma tersebut dikenal istilah triangulation.
Penggabungan kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberi nilai tambah atau
sinergi tersendiri karena pada hakikatnya kedua paradigm mempunyai
keunggulan-keunggulan. Penggabungan kedua pendekatan diharapkan dapat
meminimalkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dikedua paradigma.
1. Penelitian
Kuantitatif
Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori
melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data
dengan prosedur statistik. Penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif yang
bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan
paradigma kuantitatif. Paradigma ini disebut juga dengan paradigma tradisional
(traditional), positivis (positivist), eksperimental (experimental),
atau empiris (empiricist). Jenis penelitian yang termasuk dalam
paradigma penelitian kuantitatif dibedakan berdasarkan tujuan penelitian dan
karakteristik masalah (Gambar 1.1).
Berdasarkan tujuan, penelitian dapat dibedakan atas:
(1) penelitian dasar dan (2) penelitian terapan. Prosedur yang digunakan yang
digunakan oleh penelitian dasar dan penelitian terapan secara substansi tidak
berbeda. Keduanya menggunakan metode ilmiah yang berguna membantu peneliti bisnis
untuk mengetahui dan memahami fenomena bisnis. Esensi dari penelitian, apakah
itu penelitian dasar atau terapan, terletak pada metode ilmiah. Secara teknis
perbedaan kedua jenis penelitian tersebut terletak pada tingkat permasalahan (matter
of degree) daripada substansinya itu sendiri.
ü Penelitian
Dasar. Penelitian dasar yang sering disebut sebagai basic
research atau pure research dilakukan untuk memperluas batas-batas ilmu
pengetahuan. Penelitian dasar ini tidak ditujukan secara langsung untuk
mendapatkan pemecahan bagi suatu permasalahan khusus. Penelitian dasar
dilakukan untuk memverifikasi teori yang sudah ada atau mengetahui lebih jauh
tentang sebuah konsep. Hal pertama sekali yang harus dilakukan dalam penelitian
dasar adalah pengujian konsep atau hipotesis awal dan kemudian pembuatan kajian
lebih dalam serta kesimpulan tentang fenomena yang diamati. (wibisono, 2002:
4-5). Penelitian dasar dibedakan atas pendekatan yang digunakan dalam pengembangan
teori yaitu:
ü Penelitian
deduktif, yaitu penelitian yang bertujuan menguji teori pada
keadaan tertentu.
ü Penelitian
induktif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
(generating) teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta.
ü Penelitian
Terapan. Penelitian terapan berbeda dengan penelitian dasar,
penelitian terapan dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang permasalahan
yang khusus atau untuk membuat keputusan tentang suatu tindakan atau kebijakan
khusus. Penggunaan metode ilmiah dalam penelitian terapan menjamin objektivitas
dalam mengumpulkan fakta dan menguji ide kreatif bagi alternatif strategi
bisnis. Penelitian terapan dibedakan atas:
ü Penelitian
evaluasi, yaitu penelitian yang diharapkan dapat member masukan
atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih
alternatif tindakan.
ü Penelitian
dan pengembangan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan produk sehingga produk tersebut mempunyai kualitas yang lebih
baik.
ü Penelitian
tindakan, yaitu penelitian yang dilakukan untuk segera digunakan
sebagai dasar tindakan pemecahan masalah. Perbedaan antara penelitian dasar dan
penelitian terapan dapat dilihat pada Tabel 1.1.Berdasarkan
karakteristik masalah, penelitian dapat dibedakan atas:
ü Penelitian
Historis, yaitu kegiatan penelitian, pemahaman, dan penjelasan
kondisi yang telah lalu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebab
atau dampak dari kejadian yang telah lalu untuk menjelaskan fenomena yang
terjadi sekarang atau untuk memprediksi kondisi masa yang akan datang.
ü Penelitian
Deskriptif, yaitu pengumpulan data untuk menguji
hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek penelitian.
ü Penelitian
Kasus dan Lapangan, merupakan penelitian dengan karakteristik
masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek
yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Tujuan penelitian ini
untuk melakukan secara mendalam mengenai subyek tertentu untuk memberikan
gambaran yang lengkap mengenai subyek tertentu.
ü Penelitian
Korelasional, adalah penelitian yang bertujuan
menentukan apakah terdapat asosiasi antarvariabel dan membuat prediksi berdasarkan
korelasi antarvariabel. Jika hubungan antarvariabel cukup tinggi, kemungkinan
sifat hubungannya merupakan sebab akibat (causaleffect).
ü Penelitian
Kausal-Komparatif, merupakan tipe penelitian dengan karakteristik
masalah berupa sebab akibat antara 2 variabel atau lebih. Penelitian ini
merupakan tipe penelitian ex post facto.
ü Penelitian
Eksperimen, merupakan tipe penelitian dengan
karakteristik masalah yang sama dengan penelitian kausal komparatif, tetapi
dalam penelitian eksperimen peneliti melakukan manipulasi atau pengendalian (control)
terhadap setidaknya satu variabel independen.
2. Penelitian
Kualitatif
Paradigma kualitatif ini merupakan paradigma
penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan
sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis,
kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan induksi yang
mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis melalui
pengungkapan fakta merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif.
Paradigma ini disebut juga dengan pendekatan konstruktifis, naturalistik
atau interpretatif (constructivist, naturalistic or interpretative
approach), atau perspektif post-modern. Gambar 1.2 memperlihatkan
klasifikasi penelitian kualitatif.