Thursday, February 28, 2013

Penelitian


A.    Pendahuluan
Penelitian secara umum, yang diawali dengan suatu tinjauan mengapa perlu mempelajari penelitian, apa manfaat penelitian bagi manajer perusahaan dan apa manfaatnya bagi mahasiswa, dan kemudian dilanjutkan dengan definisi penelitian. Definisi ini perlu diketahui untuk memperoleh pemahaman penelitian dengan baik, sehingga dapat dipahami arti dan manfaat dari suatu penelitian. Pembahasan dilanjutkan dengan memberikan suatu pengertian, serta beberapa karakteristik dari metode ilmiah. Metode ilmiah perlu diketahui karena ini merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut dengan ilmu/pengetahuan ilmiah. Beberapa peneliti mempunyai pendapat bahwa suatu penelitian itu harus dilakukan secara ilmiah. Untuk itu perlu diketahui beberapa criteria yang harus dipenuhi agar suatu penelitian dikatakan suatu penelitian ilmiah.
Selanjutnya pembahasan membicarakan beberapa tujuan yang akan dicapai dalam melakukan penelitian, dan pada akhir bab ini dibahas masalah paradigma penelitian. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta
kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian.

B.     Definisi Penelitian
Mengapa Perlu Mempelajari Penelitian? Metode penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah serta menghadapi tantangan lingkungan di mana pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. Keputusan yang diambil akan bersifat lebih ilmiah jika dilakukan melalui proses penelitian. Ada dua faktor yang mendorong perhatian dalam pengambilan keputusan yang ilmiah: (1) kebutuhan manajer akan informasi yang lebih banyak dan lebih baik, (2) tersedianya teknik dan peralatan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan itu.
Manajer masa depan dituntut untuk mengetahui lebih banyak hal dibandingkan manajer masa lalu. Untuk ini, penelitian akan memberikan kontribusi yang cukup besar. Penelitian bisnis merupakan satu diantara alat manajerial yang penting dalam proses pengambilan keputusan. Akhir-akhir ini, penelitian bisnis menjadi fondasi untuk meningkatkan laba perusahaan juga mendorong perusahaan tetap bertahan dalam menjalankan usahanya. Penelitian bisnis dapat mendukung efektifitas manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Penelitian bisnis ini bermanfaat untuk mengurangi ketidakpastian dengan menyediakan informasi yang akurat untuk
memperbaiki proses pembuatan keputusan itu.
Para manajer merasa bahwa pengetahuan tentang metode-metode penelitian akan berguna dalam banyak hal. Bagi mahasiswa saat ini pentingnya mempelajari penelitian bukan hanya sebagai dasar untuk penulisan skripsi atau tesis saja, akan tetapi juga untuk pelatihan dalam metode ilmiah serta penerapannya dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain, mempelajari dan melakukan penelitian pada saat kuliah merupakan suatu pelatihan bagi mahasiswa tersebut dalam mengambil keputusan.
Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan mengapa seorang perlu memiliki keterampilan dalam bidang penelitian (Cooper & Emory, 1995), di antaranya adalah:
1.      Seorang manajer sering memerlukan lebih banyak informasi sebelum mengambil keputusan tertentu. Jika manajer tersebut memiliki keterbatasan kemampuan dan juga tidak mempunyai bawahan yang memiliki kemampuan untuk mencari informasi tersebut, maka manajer tersebut harus mencari sendiri dengan keterampilan yang terbatas atau tidak mencari informasi itu.
2.      Jika Anda sebagai karyawan baru, diminta oleh atasan Anda untuk melakukan suatu penelitian, hal ini merupakan kesempatan bagi Anda untuk menunjukkan kesan baik kepada atasan Anda.
3.      Jika Anda memiliki keterampilan penelitian, maka Anda dapat menilai proposal yang diajukan oleh konsultan yang akan melakukan penelitian untuk perusahaan yang Anda pimpin. Anda juga dapat menilai dari desain penelitian yang dipakai apakah hasil penelitiannya akan bermanfaat atau tidak, apakah tujuan penelitian akan tercapai atau tidak.
Penelitian akan menawarkan kesempatan-kesempatan menarik khususnya dalam analisis keuangan, penelitian pemasaran, dan penelitian operasional. Oleh karena itu, sebelum memahami pentingnya suatu penelitian, maka perlu dipahami pengertian dari penelitian itu.
Jika Anda memiliki keterampilan dalam penelitian, maka Anda akan mendapat posisi sebagai ahli dalam penelitian di suatu perusahaan. Penelitian akan menawarkan kesempatan-kesempatan menarik khususnya dalam analisis keuangan, penelitian pemasaran, dan penelitian operasional.
Oleh karena itu, sebelum memahami pentingnya suatu penelitian, maka perlu dipahami pengertian dari penelitian itu. Ada beberapa definisi penelitian yang telah dikemukan oleh beberapa ahli, antara lain:
1.      Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena (Kerlinger, 1986: 17-18).
2.      Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal terhadap fakta atau fenomena merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah (Indriantoro & Supomo, 1999: 16).
3.      Penelitian pada dasarnya merupakan penelitian yang sistematis dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang bemanfaat untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari (Indriantoro & Supomo, 1999: 16).
4.      Pengertian atau definisi penelitian bisnis secara khusus juga dikemukakan. Mereka mengatakan bahwa penelitian bisnis adalah suatu proses sistematis dan obyektif yang meliputi pengumpulan, analisis data untuk membantu pengambilan keputusan bisnis (Zikmund, 2000: 5). Suatu penelitian sistematis yang memberikan informasi untuk menuntun keputusan bisnis (Cooper & Emory, 1995: 11).
5.      Suatu upaya sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah yang muncul dan dunia kerja yang memerlukan solusi (Sekaran, 2000: 3).
6.      Suatu investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis mengenai suatu fenomena yang menjadi perhatian pengambilan keputusan manajerial (Davis & Cosenza, 1993: 9).
Berdasarkan beberapa definisi penelitian yang diungkapkan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian bisnis merupakan suatu proses pengumpulan, pencatatan, dan analisis data yang sistematis pengambilan kesimpulan yang objektif dalam rangka membantu dalam pembuatan keputusan-keputusan bisnis. Perhatian utama dalam penelitian bisnis adalah proses perubahan pembuatan keputusan yang selama ini dilakukan berdasarkan intuisi menjadi pengambilan keputusan yang berdasarkan pada proses investigasi yang dilakukan secara sistematis dan objektif.


C.    Proses Penelitian
Penelitian digambarkan sebagai suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu teka-teki. Bagi seorang peneliti, teka-teki merupakan masalah-masalah yang dapat diatasi atau diselesaikan melalui penalaran. Setiap saat kita melakukan penalaran dengan tingkat keberhasilan yang berbeda dan mengkomunikasikan pengertian itu dalam bahasa sehari-hari, atau dalam kasus-kasus khusus, dalam bentuk logis dan simbolis. Penyampaian pengertian itu melalui dua cara yaitu eksposisi atau argumentasi. Eksposisi terdiri dari pernyataan-pernyataan deskriptif yang sekadarnya saja dan mempunyai alasan-alasan. Argumentasi memungkinkan kita untuk menjelaskan, mengartikan, membela, menantang, dan menjajaki pengertian yang disampaikan.
Hasil penelitian harus dijelaskan dengan argumen yang dapat diterima. Ada dua jenis bentuk argumen yang sangat penting dalam penelitian yaitu deduksi (deduction) dan induksi (induction).
1.      Deduksi
Deduksi merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan dengan cara deduksi didasari oleh alasan-alasan yang benar dan valid. Proses pengambilan kesimpulan berdasarkan alasanalasan yang valid atau dengan menguji hipotesis dengan menggunakan data empiris disebut proses deduksi (deduction) dan metodenya disebut metode deduktif (deductive method) dan penelitiannya disebut penelitian deduktif (deductive research). Proses deduksi selalu digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif (scientific).
Deduksi dikatakan tepat jika premis (alasan) dan konklusi benar dan sahih, hal ini berarti:
a.       Alasan (premis) yang diberikan untuk kesimpulan harus sesuai dengan kenyataan (benar).
b.      Kesimpulan harus diambil dari alasan-alasannya (sahih).
Berikut ini contoh sederhana tentang proses pengambilan kesimpulan berdasarkan deduksi:
Jika semua premis benar dan pengambilan kesimpulan tidak salah, maka proses deduksi dianggap valid. Konklusi hanya dapat diterima jika semua premisnya benar dan valid. Jika ada premisnya yang tidak sesuai dengan kenyataan, maka deduksinya tidak dapat diterima. Dari contoh yang diberikan di atas, ternyata Erlina telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian tetapi dia bukan dosen, maka premisnya tidak benar dan konklusinya ditolak.
2.      Induksi
Induksi didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau dua fakta atau bukti-bukti. Pendekatan induksi sangat berbeda dengan deduksi. Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses pembentukan hipotesis dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi (induction process) dan metodenya disebut metode induktif (inductive method) dan penelitiannya disebut penellitian induktif (inductive research).
Dengan demikian pendekatan induksi mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan atau konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan. Proses induksi selalu digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif (naturalis). Penalaran induksi merupakan proses berpikir yang berdasarkan kesimpulan umum pada kondisi khusus. Kesimpulan menjelaskan fakta sedangkan faktanya mendukung kesimpulan.
Contoh:
Semua hipotesis merupakan induksi berdasarkan bukti catatan penjualan Teguh . Dalam hal ini, peneliti perlu mencari bukti yang diyakini kebenarannya. Sebagian besar tugas peneliti adalah menentukan jenis bukti yang diperlukan dan mengukur bukti-bukti.


D.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan apa yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Tujuan dari penelitian tidak sama dengan tujuan peneliti. Sering dijumpai di beberapa tesis atau disertasi bahwa tujuan penelitian adalah sebagai salah satu syarat lulus pendidikan S1 maupun S2. Tujuan tersebut bukan merupakan tujuan penelitian tetapi merupakan tujuan peneliti untuk mendapatkan gelar studinya yang disyaratkan untuk melakukan penelitian tersebut. Dari beberapa pengertian penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian tersebut mempunyai beberapa tujuan di antaranya:
1.      Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan (Buckley et al.). Dalam penelitian bisnis, tujuan ini merupakan tujuan yang bersifat jangka panjang karena umumnya tidak terkait secara langsung dengan pemecahan masalah-masalah praktis.
2.      Menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban (sekarang). Dalam penelitian bisnis, tujuan ini merupakan tujuan yang bersifat jangka pendek. Hasil penelitian lebih menekankan pada usaha pemecahan masalah-masalah praktis yang diperlukan untuk pertimbangan dalam pembuatan keputusan bisnis.
3.      Menangkap opportunity atau peluang. Misalnya suatu penelitian dengan isu ‘peningkatan moral karyawan untuk peningkatan kinerja mereka’.
4.      Memverifikasi fenomena yang terjadi dengan suatu teori yang telah ada. Misalnya suatu penelitian dengan isu “penggunaan ekuitas yang lebih besar dibandingkan hutang untuk mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dan kreditur (menguji teori keagenan yang telah ada).
5.      Melakukan pengujian terhadap suatu fenomena untuk menemukan suatu teori yang baru. Misalnya suatu penelitian dengan isu “kepemilikan manajerial yang akan memperkuat hubungan antara peluang tumbuh perusahaan dengan kebijakan pendanaan perusahaan (untuk menemukan teori).

E.     Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta criteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian (Guba & Lincoln, 1988: 89-115). Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Indiantoro & Supomo, 1999: 12-13).
Masing-masing paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelebihan dan juga kelemahan, sehingga untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan penelitian tergantung pada beberapa hal di antaranya (1) jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif, dan (2) jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek penelitian yang banyak, maka paradigma kuantitaif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan.
Hasil penelitian akan memberi kontribusi yang lebih besar jika peneliti dapat menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan tersebut. Penggabungan paradigma tersebut dikenal istilah triangulation. Penggabungan kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberi nilai tambah atau sinergi tersendiri karena pada hakikatnya kedua paradigm mempunyai keunggulan-keunggulan. Penggabungan kedua pendekatan diharapkan dapat meminimalkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dikedua paradigma.
1.      Penelitian Kuantitatif
Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif. Paradigma ini disebut juga dengan paradigma tradisional (traditional), positivis (positivist), eksperimental (experimental), atau empiris (empiricist). Jenis penelitian yang termasuk dalam paradigma penelitian kuantitatif dibedakan berdasarkan tujuan penelitian dan karakteristik masalah (Gambar 1.1).
Berdasarkan tujuan, penelitian dapat dibedakan atas: (1) penelitian dasar dan (2) penelitian terapan. Prosedur yang digunakan yang digunakan oleh penelitian dasar dan penelitian terapan secara substansi tidak berbeda. Keduanya menggunakan metode ilmiah yang berguna membantu peneliti bisnis untuk mengetahui dan memahami fenomena bisnis. Esensi dari penelitian, apakah itu penelitian dasar atau terapan, terletak pada metode ilmiah. Secara teknis perbedaan kedua jenis penelitian tersebut terletak pada tingkat permasalahan (matter of degree) daripada substansinya itu sendiri.
ü  Penelitian Dasar. Penelitian dasar yang sering disebut sebagai basic research atau pure research dilakukan untuk memperluas batas-batas ilmu pengetahuan. Penelitian dasar ini tidak ditujukan secara langsung untuk mendapatkan pemecahan bagi suatu permasalahan khusus. Penelitian dasar dilakukan untuk memverifikasi teori yang sudah ada atau mengetahui lebih jauh tentang sebuah konsep. Hal pertama sekali yang harus dilakukan dalam penelitian dasar adalah pengujian konsep atau hipotesis awal dan kemudian pembuatan kajian lebih dalam serta kesimpulan tentang fenomena yang diamati. (wibisono, 2002: 4-5). Penelitian dasar dibedakan atas pendekatan yang digunakan dalam pengembangan teori yaitu:
ü  Penelitian deduktif, yaitu penelitian yang bertujuan menguji teori pada keadaan tertentu.
ü  Penelitian induktif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan (generating) teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta.
ü  Penelitian Terapan. Penelitian terapan berbeda dengan penelitian dasar, penelitian terapan dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang permasalahan yang khusus atau untuk membuat keputusan tentang suatu tindakan atau kebijakan khusus. Penggunaan metode ilmiah dalam penelitian terapan menjamin objektivitas dalam mengumpulkan fakta dan menguji ide kreatif bagi alternatif strategi bisnis. Penelitian terapan dibedakan atas:
ü  Penelitian evaluasi, yaitu penelitian yang diharapkan dapat member masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan.
ü  Penelitian dan pengembangan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk sehingga produk tersebut mempunyai kualitas yang lebih baik.
ü  Penelitian tindakan, yaitu penelitian yang dilakukan untuk segera digunakan sebagai dasar tindakan pemecahan masalah. Perbedaan antara penelitian dasar dan penelitian terapan dapat dilihat pada Tabel 1.1.Berdasarkan karakteristik masalah, penelitian dapat dibedakan atas:
ü  Penelitian Historis, yaitu kegiatan penelitian, pemahaman, dan penjelasan kondisi yang telah lalu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebab atau dampak dari kejadian yang telah lalu untuk menjelaskan fenomena yang terjadi sekarang atau untuk memprediksi kondisi masa yang akan datang.
ü  Penelitian Deskriptif, yaitu pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek penelitian.
ü  Penelitian Kasus dan Lapangan, merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk melakukan secara mendalam mengenai subyek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subyek tertentu.
ü  Penelitian Korelasional, adalah penelitian yang bertujuan menentukan apakah terdapat asosiasi antarvariabel dan membuat prediksi berdasarkan korelasi antarvariabel. Jika hubungan antarvariabel cukup tinggi, kemungkinan sifat hubungannya merupakan sebab akibat (causaleffect).
ü  Penelitian Kausal-Komparatif, merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa sebab akibat antara 2 variabel atau lebih. Penelitian ini merupakan tipe penelitian ex post facto.
ü  Penelitian Eksperimen, merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah yang sama dengan penelitian kausal komparatif, tetapi dalam penelitian eksperimen peneliti melakukan manipulasi atau pengendalian (control) terhadap setidaknya satu variabel independen.

2.      Penelitian Kualitatif
Paradigma kualitatif ini merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan induksi yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif. Paradigma ini disebut juga dengan pendekatan konstruktifis, naturalistik atau interpretatif (constructivist, naturalistic or interpretative approach), atau perspektif post-modern. Gambar 1.2 memperlihatkan klasifikasi penelitian kualitatif.

Tugas Metodologi Penelitian


Tugas Mata Kuliah   : Metode Penelitian
Nama                          : Rosmalia Eva
NIM                            : 1202059

A.    Penelitian Kuantitatif

Judul  : Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Snowballing Terhadap Kemampuan
  Berpikir Kritis Materi Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
Latar Belakang
1.      Masih banyak guru yang belum mengaplikasikan pembelajaran yang berorientasi konstruktivisme, pola teacher centered masih sangat kuat.
2.      Guru belum mengembangkan kemampuan keterampilan proses bagi siswa.
3.      Kemampuan berpikir masih dalam kategori rendah seperti menghafal konsep-konsep dari texbook yang diberikan oleh guru
4.      Indikator rendahnya proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil pembelajaran siswa kelas XI IPS yang sebagian besar sering mengikuti remedial.
5.      Strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru seperti ceramah, diskusi, dan tanya jawab, keberagaman etnis belum mengakomodasi karakter siswa, sehingga kemampuan berpikir kritis materi sumber daya alam belum tercapai.
Rumusan Masalah
1.      Adakah pengaruh strategi pembelajaran Kooperatif Snowballing terhadap kemampuan berfikir kritis materi Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup?
2.      Adakah perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajar dengan pembelajaran Kooperatif Snowballing dengan strategi konvensional?
Teori
1.      Menurut Slavin (71:1991) dengan pembelajaran kooperatif siswa melakukan belajar bersama menuntaskan materi dan saling berbagi pemikiran.
2.      Ibrahim (2000) menambahkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif akan melatih siswa dalam keberagaman dan keterampilan sosial.
3.      Corebima (2009) menyatakan bahwa strategi pembelajaran kooperatif sangat berpotensi memberdayakan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir siswa berkemampuan akademik rendah dibanding yang tinggi.
4.      Pembelajaran kooperatif memiliki bermacam-macam strategi yang dapat diadopsi dan dikembangkan, diantaranya Snowballing.
5.      Zaini (2007) menyatakan bahwa Snowballing adalah tipe pembelajaran kooperatif yang sederhana, dimana setiap anggota kelas membentuk 2 orang lalu pasangan bergabung dengan pasangan lain untuk menjadi kelompok beranggotakan 4 orang, selanjutnya dengan cara yang sama akhirnya satu kelompok dapat terdiri dari 8 orang.
6.      Hill (1993) dalam Arief (2003) menyatakan bahwa strategi pembelajaran kooperatif Snowballing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, mampu memperdalam pemahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar, mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan siswa dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
7.      Berpikir kritis atau critical thingking adalah kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional, yang meliputi kemampuan berpikir reflektif dan independen.
8.      Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
Upaya pelestarian lingkungan hidup di Indonesia mengacu pada Undang-Undang No. 23 tahun 1997. Sedangkan yang dimaksud dengan pelestarian lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan atau dampak negative yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mendudkung peri kehidupan manusia dan mahluh hidup lainnya (Nursa’ban, 106:2007).
Metode
1.      Penelitian kuantitatif
2.      Penelitian dilaksanakan di kelas XI IPS
3.      Survei dan eksperimen
4.      Instrument penelitian berupa angket
5.      Pembuatan perangkat pembelajaran yaitu: Silabus dan RPP  yang hasilnya akan diuji pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kritis.
6.      Subjeknya siswa
7.      Sumber data primer adalah siswa dan data sekunder adalah penilaian hasil belajar siswa.
8.      Lokasi penelitian di SMAN 1 Cipeundeuy Kab. Bandung Barat.

Daftar Pustaka
Corebima, A.D. 2009. Pengalaman Berupaya Menjadi Guru Profesional, Pidato Pengukuhan
Guru Besar Dalam Bidang Genetika. Malang . FMIPA Universitas Negeri Malang .
Hill, S. and Hill, T. 1993. The Cooperative Classroom (A guide to Cooperative Learning)
Australia : Eleanor Curtain publishing
Ibrahim, M. 2000. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen
Pendidikan Nasional.
Nursa’ban, Muhammad. 2007. Mari Belajar Geografi untuk SMA-MA Kelas XI IPS. Surabaya:
SIC.
Slavin, R.E. 1991. Synthesis of Research on Cooperative Learning. Educational Leadership.
48(5): 71-82
Zaini, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif . Yogyakarta. CTSD.

B.     Penelitian Kualitatif
Judul              : Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Ikan Keramba Jaring Apung (KJA) Di
  Waduk Cirata
Latar Belakang Masalah
1.      Mengetahui kehidupan social ekonomi petani ikan
2.      Sektor pertanian merupakan sector utama yang diandalkan oleh negara.
3.      Sarana budidaya perikanan terbesar di jawa barat
4.      Pada sensus KJA tahun 2007, jumlah KJA adalah 52.418 petak, padahal batas maksimal yang diperbolehkan yakni hanya 12.000 petak sesuai SK Gub No  41 tahun 2002.
Rumusan Masalah
1.      Bagaimana usaha budidaya ikan Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Cirata?
2.      Bagaimana kehidupan petani ikan Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Cirata?
3.      Apa saja partisipasi pemerintah dalam budidaya ikan Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Cirata?
4.      Bagaimana implementasinya terhadap pembelajaran geografi?
Teori
1.      Pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan tanah dengan maksud memperoleh hasil tanaman atau hasil hewan tanpa mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk mendapatkan hasil selanjutnya (Adiwilanga, 1982:2).
2.      Budidaya ikan sistem Jaring Apung adalah metode budidaya ikan di kolam dengan system keramba, baik yang berupa keramba jarring apung atau keramba tancap. http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan - note-5
3.      Faktor sosial ekonomi meliputi : pendidikan, tenaga kerja, sarana dan prasarana transportasi, ketersediaan benih, ketersediaan pasar, modal, hasil produksi, pendapatan, kesehatan, kepemilikan fasilitas hidup, transportasi, gangguan penyakit, tabungan, rekreasi dan faktor kesejahteraan.

Metode
1.      Penelitian kualitatif
2.      Menggambarkan dan memahami permasalahan yang terjadi di lingkungan petani ikan KJA (Keramba Jaring Apung).
3.      Penelitian dilaksanakan di Citatah, Waduk Cirata.
4.      Wawancara secara langsung dengan petani ikan.
5.      Berhubungan dengan subjek secara langsung.
6.      Memperhatikan pola, perilaku dan kebiasaan.
7.      Sumber data, primer (petani) dan sekunder (data dari Dinas seperti Dinas Perikanan).

Daftar Pustaka
Adiwilangga, Anwas. 1982. Ilmu Usaha Tani Alumni. Bandung.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan - note-5. Diakses pada tanggal 19 September 2012. Pukul
14.32.
19 September 2012. Pukul 14.52.